Skip to main content

Estetik gigi merupakan hal yang sangat penting bagi pasien, salah satunya adalah warna dari gigi. Perubahan warna terutama gigi anterior dapat menimbulkan suatu problema estetika yang mempunyai dampak psikologi yang cukup besar bagi penderitanya.

Perubahan warna pada gigi bisa disebabkan banyak faktor. Perubahan warna bisa karena gigi terbentur, ataupun obat-obatan.
Bila melihat satu gigi pasiennya berubah warna, dokter gigi pasti akan segera berpikir kalau pasien tersebut perlu dilakukan perawatan saluran akar dan pemutihan gigi (bleaching). Namun apa jadinya, kalau ternyata setelah dilakukan akses kavitas tidak ditemukan saluran akarnya ? Padahal biasanya bleaching internal dilakukan setelah perawatan saluran akar selesai.
Kasus inilah yang mengantarkan saya menjadi juara 1 Scientific Awards pada Temu Ilmiah Nasional Ikatan Konservasi Gigi II. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada drg.Cecilia dan drg.Setyabudi selaku pembimbing dalam penulisan jurnal kasus tersebut.

Kasus terjadi pada akhir 2011, ketika ada seorang pasien wanita berusia 27 tahun mengeluh gigi depan kiri atas mengalami perubahan warna sejak sekitar 1 tahun yang lalu, namun tidak pernah merasakan nyeri sama sekali. (Gambar 1).
Biasanya warna gigi berubah kalau kondisi giginya tidak baik, entah itu berlubang dalam ataupun patah. Namun anehnya kondisi gigi pasien ini masih utuh, dan pasien mengaku giginya tidak pernah terbentur sesuatu ataupun terjatuh.
Dan pada pemeriksaan radiografis, tidak tampak adanya karies, fraktur, dan juga tidak tampak bentukan saluran akarnya. (Gambar 2).
null
Gambar 1. Gigi 21 mengalami perubahan warna lebih gelap dari gigi sebelahnya.
null
Gambar 2. Gambaran radiograf gigi 21 tampak gigi masih utuh dan tidak terlihat gambaran kamar pulpa

Meskipun pada gambaran radiografis tidak tampak bentukan saluran akarnya, namun kita tetap perlu melakukan perawatan saluran akar, karena bisa jadi saluran akarnya masih ada namun karena terlalu kecil sehingga tidak terlihat pada gambaran radiografi.

Pada kunjungan pertama saya lakukan pembukaan akses kavitas menggunakan diamond bur. Namun tidak berhasil menemukan kamar pulpa, maka dilakukan pengaplikasian EDTA. Karena belum berhasil menemukan kamar pulpa, maka pasien dijadwalkan kembali datang 1 minggu kemudian.
Pada kunjungan kedua, melanjutkan pembukaan kamar pulpa, namun tidak juga berhasil (Gambar 3). Karena tidak ada keluhan dari pasien, dan bila dilihat dari gambaran radiografis tidak tampaknya bentukan saluran akar sehingga tidak mungkin untuk dilakukan perawatan saluran akar, maka saya putuskan untuk tidak melanjutkan perawatan saluran akar, dan masalah perubahan warnanya diatasi melalui perawatan bleaching internal.
null
Gambar 3. Pembukaan kamar pulpa tidak berhasil

Untuk melakukan bleaching internal pasien diwajibkan untuk menandatangani inform consent, perawatan dimulai dengan pembuatan kavitas di bagian palatal gigi, kemudian untuk mencegah penetrasi bahan bleaching internal ke dalam jaringan periapikal gigi melalui sisa saluran akar yang sangat halus, maka dilakukan pembuatan barier dari GIC , kemudian aplikasi etsa asam fosfat 35%, bilas dengan air, mengeringkan kavitas, memasukan pasta hydrogen peroxide 35%, kemudian meletakan butiran kapas, lalu gigi ditumpat sementara menggunakan GIC (Gambar 4). Pasien diberi instruksi kembali 5 hari lagi.
null
Gambar 4. Pengaplikasian Basis GIC setebal 2 mm pada dasar kavitas

Ternyata pasien baru kembali lagi 14 hari kemudian, dilakukan pencocokan warna, warna berubah menjadi B2 (Gambar 5), kemudian dilakukan pembukaan kavitas yang telah ditumpat sementara GIC, mengambil kapas, membersihkan kavitas, irigasi dengan menggunakan aquadest steril, dikeringkan, pengaplikasian pasta hydrogen peroxide 35% diulang kembali, meletakkan butiran kapas, dan menutup kavitas dengan GIC. Pasien diberi instruksi untuk kembali 8 hari lagi.
null
Gambar 5. Gigi 21 menunjukan warna B2

Pasien kembali 8 hari kemudian, dilakukan pencocokan warna, warna berubah menjadi B1 (Gambar 6), dan pasien sudah merasa puas. Karena sudah merasa puas, maka kavitas dibuka kembali, mengambil kapas, dan membersihkan kavitas. Pemberian etsa asam fosfat 35% pada kavitas gigi 21, kemudian dibilas, diaplikasikan bahan bonding, diaktivasi sinar. Pengaplikasian tumpatan komposit pada kavitas lapis demi lapis dan disinar. Untuk lapisan dasar kavitas menggunakan jenis komposit hibrid, dan pada permukaan menggunakan jenis nanofiller.
null
Gambar 6. Warna Gigi 21 sewarna dengan gigi sebelahnya yaitu warna B1

Sebenarnya banyak alternatif perawatan pada gigi yang telah berubah warna. Bleaching internal hanya salah satunya saja. Namun yang terpenting bagaimana kita sebagai dokter gigi bisa mempertahankan sebanyak mungkin jaringan sehat pada gigi pasien.

 

Penulis : Agam Rosyidi, drg., SpKG

Leave a Reply

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.